TONDANO, MANADONEWS – Era tahun 1970-an hingga 1980-an merupakan masa keemasan bagi produksi cengkih di Minahasa karena sempat merajai hasil cengkih nasional. Sayangnya, untuk saat ini produksi cengkih Minahasa berada pada urutan kelima.
Kendati demikian, menurut Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw, cengkih Minahasa belumlah habis karena masih memiliki modal yang baik, yakni kualitas cengkih yang tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut bertekad untuk kembali membangkitkan produksi cengkih di Minahasa dengan memberikan bantuan bibit cengkih.
“Warga Minahasa patut bangga karena selama dua dekade lalu, cengkih Berjaya di daerah ini. Walau saat ini produksi cengkih di Minahasa menurun dan berada di posisi lima, namun Minahasa belumlah habis karena cengkih yang ada memiliki kualitas yang sangat baik, Oleh karena itu, Pemprov akan memberikan bantuan bibit cengkih sebanyak 25 ribu bibit, dengan harapan dapat kembali membangkitkan semangat para petani untuk menanam,” tandas Kandouw.
Kendati jumlah bantuan tersebut belumlah seberapa dimana idealnya Minahasa harus memiliki 1 juta bibit cengkih, namun bantuan tersebut merupakan bentuk keseriusan Pemprov untuk membangkitkan kembali produksi cengkih di Minahasa. Selain itu, anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sulut juga akan dipotong sebesar Rp.200 Miliar untuk dialihkan ke sektor perkebunan, diantaranya produksi cengkih.
“Ini momentum yang pas untuk menanam karena sedang musim hujan. Upaya ini adalah salah satu langkah untuk mengentaskan kemiskinan, yaitu dengan menaikan taraf hidup petani. Apalagi data membuktikan kalau cengkih masih dibutuhkan sampai 50 tahun kedepan dan dalam 25 tahun kedepan, biaya produksi akan lebih murah,” pungkasnya, seraya menambahkan bahwa Pemprov juga akan memberikan bantuan 25 ribu bibit kelapa dan 5 ribu bibit pala.
Fransiscus
