TONDANO, MANADONEWS – Di momen yang membahagiakan untuk seluruh bangsa Indonesia yang merayakan HUT RI ke-71, pada Rabu (17/8) kemarin, sekitar pukul 19.30 wita, seorang pemuda tanggung berinisial KM alias Kia (19), warga Kelurahan Talikuran Utara Kecamatan Kawangkoan, ternyata memilih mengakhiri hidupnya sendiri dengan seutas tali nilon. Korban diduga memiliki masalah dalam hubungan asmaranya sehingga berpikir pendek dan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa yang menimpa mahasiswa kelahiran Batumalang ini, pertama kali diketahui oleh nenek korban berinisial RM alias Rit (69) dan ibunda korban berinisial VM alias Von (54), keduanya warga Kelurahan yang sama. Pada malam tersebut, sang nenek sempat mendengar korban yang berada didalam kamar berbicara melalui telepon genggamnya dengan seorang perempuan. Tak lama berselang, nenek korban terkejut ketika mendengar suara seperti orang yang mendengkur dengan keras dari arah kamar korban. Nenek korban kemudian mencoba mencari tahu apa yang terjadi, namun karena pintu terkunci sang nenek tak bisa masuk. Sambil mengetuk pintu, nenek korban berusaha membuka pintu secara paksa dengan cara mendorong yang sayangnya tidak membuahkan hasil.
Selang beberapa menit, ibu korban yang menemukan sang nenek sedang mendobrak pintu mencoba mencari tahu. Sambil bertanya apa yang terjadi, ibu korban yang penasaran juga turut mendobrak pintu tersebut. Ketika pintu terbuka, sang ibupun terkejut mendapati anaknya dalam kondisi tergantung pada seutas tali nilon yang terikat pada dua paku yang tertancap di plafon rumah. Sontak hal tersebut membuat dirinya langsung berteriak meminta tolong.
Mendengar teriakan tersebut, tiga orang pemuda, yakni RS alias Andi (20), JP alias Endy (29), keduanya warga Kelurahan Sendangan, dan HR alias Endo (32), warga Kelurahan Uner, kemudian datang menghampiri dan berusaha membantu dengan menurunkan tubuh korban, yang menurut pandangan ibu korban dan ketiga pemuda tersebut, korban masih bisa diselamatkan. Korbanpun kemudian dilarikan ke Puskesmas setempat, namun sayangnya setibanya di Puskesmas nyawanya sudah tak tertolong lagi.
“Dari Visum Et Repertum (VER) luar, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan, selain bekas lilitan tali pada leher korban. Setelah berkonsultasi dengan orang tua korban, ibu korban menolak untuk dilakukan outopsi sehingga dibuatkan surat pernyataan dan berita acara penolakan outopsi,” ungkap Kasubag Humas Polres Minahasa, AKP Hilman Rohendi.
Fransiscus