MANADO, MANADONEWS – Perwakilan petani cengkeh di Sulawesi Utara (Sulut), pada Rabu (7/9) siang, mengunjungi Gedung Cengkeh (Kantor DPRD Sulut, red) untuk menyalurkan aspirasi mereka terkait permasalahan yang dialami petani.
Kedatangan para petani cengkeh yang tergabung dalam Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (ACPI) Sulut, Himpunan Petani Cengkeh Sulut, dan Masyarakat Peduli Cengkeh, diterima langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Sulut, Andrei Angouw, didampingi Wakil Ketua, Wenny Lumentut dan Stevanus Vreeke Runtu.
Dalam kesempatan tersebut, para petani yang menaruh harapan besar kepada para wakil rakyat di Gedung Cengkeh ini dengan gamblang menuturkan segala permasalahan yang dialami mereka, mulai dari turunnya harga cengkeh, kebijakan import cengkeh pemerintah, hingga harga cukai, yang sangat menyulitkan petani.
“Hal ini dilakukan untuk memberikan tekanan kepada pemerintah agar bisa memberikan perhatian bagi para petani, terutama terkait harga cengkeh dan kebijakan import cengkeh, yang sangat tidak menguntungkan dan menyulitkan para petani,” ungkap Setly Kohdong, Wakil Ketua APCI Sulut.
Lanjut, para petani sangat mengharapkan agar para wakil rakyat mampu memfasilitasi keinginan mereka untuk bertemu pihak eksekutif dan para pengusaha rokok sehingga dapat duduk bersama mencari solusi terkait permasalahan yang ada. Bahkan, jika hal ini tidak terealisasi maka para petani tak segan-segan melakukan demo karena menurut pandangan dan pengalaman mereka, demo mampu membuat harga cengkeh sehat kembali.
Diketahui, turunnya harga cengkeh di kisaran 84 ribu rupiah yang mendorong aksi ini. Petani sendiri sangat berharap agar pemerintah dapat menjaga harga cengkeh di pasaran tetap diatas 100 ribu rupiah dan dapat menyediakan sebuah pabrik penampungan cengkeh di daerah-daerah penghasil cengkeh sehingga para petani hanya akan menjual ke pabrik tersebut dan mampu memangkas besarnya biaya pengiriman cengkeh yang menghimpit petani, serta turunnya harga cengkeh jika dijual ke spekulan.
Fransiscus