MINSEL, MANADONEWS – Bencana tanah longsor dan banjir saat ini sedang terjadi dibeberapa titik di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Hal ini terjadi karena sejak beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur Minsel. Berdasarkan data yang dirangkum, ada sekitar 30 rumah di Kabupaten Minsel terendam banjir. Sedangkan 7 rumah lainnya terkena longsor.
Dari pantauan, banjir di Desa Durian, Kecamatan Sinonsayang menyebabkan 25 rumah terendam banjir. Hukum Tua Desa Durian Royke Rugian menyebutkan, banjir disebabkan karena luapan sungai Poigar.
“Banjir ini terjadi karena meluapnya sungai Poigar. Kami minta instansi terkait membuat bronjong pengaman di sungai. Mengingat di daerah Bolmong sudah dibuat bronjong pengaman. Sehingga, jika hujan deras air dari sana (Bolmong), mengalir ke Minsel dan menyebabkan banjir,” ujarnya.
Sementara, bencana tanah longsor juga terjadi di Wilayah Motoling. Tepatnya perkebunan Desa Kroit-Raanan Baru. Dan di Desa Kumelembuai Satu, di Jalan Akses Kumelembuai-Wakan. Desa Wuwuk 1 rumah serta di Kecamatan Suluun Tareran (Sulta) terdata 1 rumah terkena bencana alam tanah longsor.
“Setelah menerima laporan saya langsung berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Dan membuat laporan ke Bupati dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” terang Camat Sulta Veky Rondonuwu sembari menambahkan, keluarga korban longsor telah mengungsi ke rumah kerabat. Kerugian akibat longsor tersebut diperkirakan puluhan juta rupiah.
Ia mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada, dan menghindari aktivitas di daerah rawan longsor. “Bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” tukasnya.
Tokoh masyarakat Minsel Karel Lakoy meminta instansi terkait dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), segera menangani masalah tersebut. Serta mencari solusi terhadap bencana yang sudah rutin terjadi setiap tahun.
Kepala BPBD Minsel Handrie Komaling SH menuturkan, usai menerima laporan pihaknya langsung turun lapangan melihat langsung lokasi bencana. “Selain meninjau, kami langsung menurunkan tim untuk mendata kerugian akibat bencana yang terjadi,” jelasnya.
Komaling mengimbau warga Minsel waspada bencana. “Melihat situasi dan kondisi saat ini, diimbau bagi rumah di bantaran sungai, pesisir pantai dan di daerah rawan bencana agar waspada. Termasuk dengan nelayan, untuk sementara jangan dulu melaut,” tuturnya.
Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu SE, mengingatkan warga untuk waspada dan penuh perhatian. Apalagi cuaca ekstrim masih terus menyerang daerah Minsel dan Sulut pada umumnya. “Selaku pemerintah daerah perlu menyampaikan kepada semua masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini. Apalagi kita sudah menyaksikan sendiri tanah longsor di mana-mana. Malah akses jalan Trans Sulawesi nyaris terisolasi dan sulit dilalui kendaraan,” tutur Tetty, sapaan akrabnya.
Begitu juga dengan nelayan, lanjutnya, mohon perhatian untuk sementara waktu jangan dulu melaut. Pihak BMKG juga sudah mengeluarkan warning. Supaya untuk menjadi perhatian kita semua.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, orang nomor satu di Minsel ini meminta jajaran instansi terkait, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), segera membangun koordinasi dengan mitra kerja untuk selalu siaga. Begitu juga dengan tim SAR, TNI dan Polri untuk dibangun koordinasi secara baik.
Bencana// Tempat// Jumlah
Tanah Longsor// Desa Suluun IV, Kecamatan Suluun Tareran// 1 rumah
Tanah Longsor// Desa Wakan dan Desa Elusan, Kecamatan Amurang Barat// 5 rumah
Tanah Longsor// Desa Wuwuk, Kecamatan Tareran// 1 rumah
Banjir// Desa Durian, Kecamatan Sinonsayang// 25 rumah
Banjir// Kelurahan Kawangkoan Bawah, Kecamatan Amurang Barat// 5 rumah
Ket: Di Kelurahan Ranoyapo belum terdata berapa banyak rumah yang terendam banjir. Longsor juga terjadi di Wilayah Motoling.
*Sumber: BPBD Minsel dan berbagai sumber.
(DArK)