BITUNG, MANADONEWS -Dalam momentum Natal 2018 dan tahun baru 2019,Yayasan sayang YAKI, pusat penyelamatan Tasikoki, Animal Friends Manado Indonesia (AFMI) dan KMPA Tunas Hijau Airmadidi bakal menggelar serangkaian kegiatan kampanye dan sosialisasi di pasar Tomohon, Sabtu (22/12/2018).
Duta YAKI Indonesia Dra Khouni Lomban Rawung kepada Manadonews.co.id Kamis (20/12/2018) menegaskan bahwa kegiatan bersama dipasar Tomohon itu merupakan Kampanye Solidaritas untuk penyelamatan bumi dengan tema utama “Hari Natal dan tahun baru 2019 Tanpa Daging Satwa Liar” akan di gelar di pasar Tomohon. “Kegiatan ini bertujuan untuk pengetahuan dan kesadaran perdagangan illegal satwa liar.”ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bitung itu.
Rawung menambahkan, kampanye bersama ini kepada masyarakat bahwa Yaki dan spesies lainnya dilarang untuk diperjual belikan apapun bentuk dan alasannya.”Saat ini Yaki adalah salah satu spesies langkah di Sulut” kata Rawung sambil menegaskan Yaki terancam punah salah satu penyebabnya karena perburuan dan di konsumsi.
Lebih jauh Rawung menjelaskan bahwa selain Yaki, merujuk pada satwa dilindungi oleh peraturan pemerintah No.5 Tahun 1990, juga melarang bagi perdagangan spesies Kuskus seperti Yaki dan kuskus termasuk Kelelawar dan Tikus yang banyak ditemui di pasar ekstrim di Kota Tomohon.
Ditambahkan Rawung, disamping mengancam kelangsungan spesies binatang tersebut diatas, kebiasaan mengkonsumi binatang spesies khusus atau satwa liar tersebut juga menyebabkan penyakit Zoonozis yang ditularkan seperti rabies,cacar air,Tuberculosis, demam kuning dan Rubella serta penyakit menular lainnya.”Data menyebutkan bahwa Sulut peringkat kedua untuk kasus Rabies di Indonesia setelah kota Bali.”tegas Rawung.
Untuk itu ujar Rawung, dalam kesempatan kampanye bersama itu salah satu isu yang akan disuarakan adalah Yaki merupakan salah satu spesies dalam keadaan status terancam punah dan dilarang untuk di buru untuk kepentingan diperdagangkan dan di konsumsi.
Menurutnya saat ini pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menghentikan perdagangan satwa liar termasuk perdagangan anjing dan Tikus dan populasi Micaca Nigra atau Yaki yang semakin terancam punah.”Upaya penyadaran dan sosialisasi ini akan terus kami lakukan di pasar-pasar yang menjual daging satwa liar di Sulawesi Utara dengan kampanye yang lebih besar dari organisasi-organisasi lingkungan.
” Selain Kampanye kami juga menyediakan informasi-informasi menarik, lomba-lomba serta kegiatan untuk orang dewasa dan anak-anak di stand Selamatkan Yaki.”tandas Rawung sambil menegaskan agar masyarakat dan pemerintah di Sulut khusus untuk memahami dan mendukung penuh upaya penyelamatan spesies Yaki dan gerakan stop memperdagangkan dan mengkonsumsi satwa liar.(Nando)