MANADO,Manadonews.co.id-.Pihak Kementeriaan Energi dan Sumber Daya mineral serta Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan sedang merancang teknologi pengolahan emas non merkuri untuk penambang emas skala kecil (PESK), dengan bahan baku sianida.
Penerapan pengolahan emas di tambang rakyat menggunakan sianida karena lebih ramah lingkungan, dibandingkan merkuri yang berdampak bahaya bagi alam sekitar dan bagi para penambang.
Penggunaan sianida dinilai lebih menguntungkam karena dapat menghasilkan emas lebih banyak dibandingkan merkuri yang mampu mengekstraksi sebesar 40 persen.
Meski demikian, menurut Yun Insiani Direktur Pengelohan Bahan Berbahaya Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan RI (KLHK) RI, bahwa tidak masalah Sianida dipergunakan dalam pertambangan skala kecil, asalkan pengelolaan sisa sianida harus masuk kedalam instalasi tailing pembuangan air limbah agar supaya sisanya menguap dan tak boleh langsung dibuang.
“Tidak masalah Sianida pergunakan dalam pertambangan Skala kecil, asal dilakukan pengelolaan sisa sianida harus masuk kedalam tong instalasi tailing pembuangan air, agar supaya sisa sianida ini bisa menguap tidak boleh langsung dibuang karna KLHK punya standar sendiri,” ujar Yuni Insiani disela-sela Workshop Konvensi Minamata dan Rencana Aksi di Hotel Four Point by Sheraton, Kamis (4/7/2019).
“Dengan terbangunnya fasilitas pengolahan emas non merkuri ini, para penambang rakyat dapat terbiasa menggunakan metode pengolahan emas bebas merkuri,” pungkasnya.
(Ben)