Manado – Masyarakat Indonesia termasuk kader PDI Perjuangan (PDIP) hingga hari ini masih menanti siapa sosok yang akan diusung PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.
Diketahui, keputusan mengusung calon presiden (Capres) PDIP sesuai hasil Kongres Bali 2019 lalu, menjadi hak preogratif ketua umum Megawati Soekarno Putri.
Menarik mengikuti analisa pengamat politik dari LSM Lingkar Madani, Ray Rangkuti, pengumuman Capres PDIP penentuannya hingga Maret 2023.
“Saya kira ibu Mega sedang menimbang-nimbang tidak mau terburu-buru. Kita lihat sampai Maret, kalau deklarasinya disampaikan sampai Maret ini besar kemungkinan nama yang disebut adalah Puan (Maharani),” jelas Ray Rangkuti pada diskusi politik di acara Seruput Kopi Cokro TV yang dipandu Nong Darol Mahmada.
“Pertanyaannya, mengapa Puan? Pertama Puan butuh waktu cukup panjang untuk mensosialisasikan dirinya (sebagai Capres), harus dideklarasikan lebih awal,” tambah Ray.
Namun, lanjut Ray, kalau pengumumannya disampaikan pasca Maret 2023 besar kemungkinan bukan nama Puan Maharani tapi kader yang lain.
“Siapa kader yang lain itu? Tentu saja yang rasional ya Ganjar Pranowo. Karena kita tidak melihat lagi calon di luar itu yang secara rasional dapat dimajukan (sebagai Capres PDIP).
Kenapa (bisa) diumumkan agak lama? (Bahkan) saya kira bukan April, Mei atau Juni (diumumkan), bahkan boleh jadi Agustus, September diumumkan,” terang Ray Rangkuti.
Ray memaparkan beberapa alasan nama Ganjar Pranowo yang akan diumumkan Megawati jika pengumumannya melewati April 2023.
“Alasan pertama, kalau figur benar-benar Ganjar, Ganjar tidak lagi membutuhkan pernyataan formalitas dia tetap top ranking (hasil survei). Kalaupun terlambat diumumkan tidak terlalu mengganggu, kalaupun diumunkan cepat bisa jadi lebih tinggi.
Kedua, sekaligus konsolidasi internal, ada semacam pra kondisilah. Yang ketiga, tentunya sesuai imbauan pak Jokowi, jangan grasah grusuh dan semacamnya itu,” urai Ray Rangkuti.
(JerryPalohoon)