Tondano, Manadonews.co.id – Duka cita mendalam dirasakan seluruh wartawan di Provinsi Sulawesi Utara termasuk wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS) atas kepergian almarhum Riyo Imawan Noor, wartawan Tribun Manado.
Riyo Noor yang akrab disapa Ryo Light, meninggal dunia akibat tabrak lari di ruas jalan Desa Tompaso Dua, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa, Sabtu (11/3/2023) dini hari, pukul 4.30 WITA.
Duka cita mendalam pun turut dirasakan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK), beserta seluruh jajaran Pemprov Sulut.
Wagub Steven Kandouw melayat ke rumah duka pada ibadah pemakaman almarhum di Desa Wasian, Kakas, Minahasa, Selasa (14/3/2023) siang, atas nama Gubernur, Wakil Gubernur dan seluruh jajaran Pemprov Sulut, menyampaikan turut berdukacita yang mendalam.
“Manusia punya rencana, manusia punya harapan, manusia punya tujuan, manusia punya keinginan yang sama seperti almarhum, keluarga dan kita sendiri pun semua punya harapan masing-masing. Kejadian ini adalah merupakan kejadian yang di yakini sebagai orang yang percaya ini adalah kehendak Tuhan, yang maha segala-galanya. Manusia tidak ada apa-apanya, mau gubernur, wakil gubernur bupati, walikota, bahkan presiden sekalipun itu hanya Tuhan lebih kuasa,” terang Steven Kandouw di awal sambutan.
Wagub Kandouw mengungkapkan almarhum Riyo semasa hidup dikenal sebagai wartawan yang baik dan akrab.
“Beliau termasuk dekat karena tiap minggu itu ada komunikasi lewat pesan Hp kepada saya. Itu karena beliau orangnya aktif dalam totalitas kerja, profesional dan punya passion (antusiasme, semangat kegembiraan kuat dalam pekerjaan) tinggi, suka minta tanggapan, komentar dan saran,” terang Kandouw sambil mengibaratkan pekerjaan almarhum Riyo seperti sebuah pisau yang banyak fungsi dan gunanya, jika digunakan secara tepat hasilnya baik dalam sebuah dapur.
“Begitupun sama halnya dengan pena (alat tulis) bagi penulis, pena ini kalau jatuh pada orang yang tepat output outcomnya juga baik untuk hal positif membangun. Tapi kalau jatuh pada orang yang salah bisa berbahaya, pena ini bisa memprovokasi, bisa memberikan kebencian, bisa memberikan informasi yang salah,” jelas Kandouw.
“Tapi di tangan Riyo, pena ini sudah di tangan orang yang benar, dirinya selalu menulis berita yang informatif, edukatif dan positif sebagaimana profesionalismenya sebagai jurnalis. Dengan kata lain Riyo ini bukan wartwan abal-abal, tapi betul-betul menjiwai, betul-betul memahami, betul-betul menempatkan diri sebagai salah satu pilar demokrasi, salah satu mitra pemerintah,” ujarnya, sembari berharap tulisan karya almarhum Riyo Noor mampu menginspirasi para jurnalis lain di kantor gubernur.
Steven Kandouw juga meminta kepada keluarga agar tidak terlalu lama larut dalam duka sebab, almarhum meninggalkan sesuatu yang berharga dan akan selalu dikenang selamanya. Mengimbau atas kejadian ini bisa menjadi kontemplasi, introspeksi dan evaluasi di kehidupan sehari-hari untuk mengisi kehidupan yang bermanfaat.
“Bung Ryo selamat jalan, kita semua nanti bertemu di kemudian hari,” pungkas Steven Kandouw.
Di akhir sambutan, Wagub Kandouw menyerahkan santunan duka Jaminan Ketenagakerjaan kepada istri almarhum Riyo Noor yang didampingi Kepala Cabang BPJS Sulut dan General Manager (GM) Tribun Manado. Hadir pula Asisten 3 Franky Manumpil dan Kepala BKD Sulut Clay Dondokambey. (***/JerryPalohoon)