Manado – Luar biasa kiprah Brigjen. Pol. Dr. Yehu Wangsajaya, S.I.K, M.Kom. Jenderal yang viral di medsos dan dikenal dengan polisi berdedikasi dan sederhana ini dengan sejumlah prestasi mendapat tanggapan baik dari ribuan netizen yang melihat kisahnya di youtube.
Tanggapan-tanggapan baik hingga banyak komentar bahkan mengatakan bahwa sosok Yehu Wangsajaya layak jadi Kapolri.
Diketahui, Presiden RI Ir. Joko Widodo menekankan kepada seluruh unsur penyelenggara dan aparat pemerintahan untuk mengadopsi kecerdasan buatan dalam aspek layanan bagi masyarakat Indonesia.
Hal itu ditangkap dengan cepat oleh Perwira Tinggi Kepolisian RI (POLRI) Brigjen. Pol. Dr. Yehu Wangsajaya, S.I.K, M.Kom, Pati POLRI yang dikenal bersahaja ini memang sepanjang karirnya banyak melahirkan inovasi bidang teknologi informasi di Kepolisian RI.
Berbagai terobosan yang dilakukan Yehu Wangsajaya mulai dari Panic Button, Komputerisasi Ujian Teori SIM di Polda Sumut, Smart 110, Riwayat Hidup Personil Polri (RHPP) di SDM Mabes Polri, Quick Respon Time Police di Polda Sulut, Komputerisasi Pengaduan Masyarakat di Kompolnas RI hingga membangun beberapa aplikasi di Lemhannas RI.
Kompetensi dan pemikiran Jenderal Polisi Yehu kemudian diapresiasi oleh Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) berupa pengakuan sebagai anggota kehormatan.
Jenderal Yehu ternyata merupakan Pati Polri pertama dan satu-satunya di Republik Indonesia yang bergelar Magister Komputer, gelar yang diraihnya dari Universitas Budi Luhur. Hal ini yang kemudian juga menjadi alasan pemberian penghargaan atas prestasinya oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).
Yang membanggakan Yehu Wangsajaya bersama dua sahabatnya, Dr. Ir. Arief Wibowo, M.Kom, dan Asep Surahmat, M.Kom, kemudian berkolaborasi menerbitkan buku “Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence” dan ternyata menjadi buku pertama dan satu-satunya di Indonesia tentang pemolisian digital berbasis kecerdasan buatan, yang acara peluncurannya dilaksanakan, Kamis (28/6/2023).
Buku yang berbobot ini mendapatkan pengantar dari tokoh-tokoh besar baik akademisi, petinggi Polri hingga praktisi, mulai dari Prof. Muhammad Zarlis, M.Sc (Guru Besar Bidang Ilmu Komputer dan Artificial Intelligence), Drs. Bekto Surapto, M.Si. (Pakar dan Pemerhati Kepolisian), Irjen. Pol. Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, S.I.K, M.Si (Kasespim Lemdiklat Polri dan Pakar Ilmu Kepolisian), Dr. Aqua Dwipayana, M.I.Kom (Motivator dan Pakar Komunikasi terbaik di Indonesia), hingga Michael Sunggiardi (Pakar dan Praktisi TIK yang sangat berpengalaman di Indonesia).
Gagasan dan inovasi terbaik tentang pemolisian digital dengan kecerdasan buatan dihadirkan secara lugas dan tuntas oleh ketiga penulis dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Rajawali Pers di Jakarta. Dari menjelajah internet, mengakses media sosial, perbankan, dan belanja online, wajar saja mengatakan bahwa dunia kita sudah digital.
Hal ini menjadi pusat perhatian bagi pengamat kepolisian, anggota kepolisian, pakar ilmu kepolisian dan tentunya harus menjadi bahan bacaan wajib bagi semua anggota Polri baik yang masih di pendidikan dan yang sudah bertugas di seluruh Indonesia.
Sementara banyak kemajuan dalam teknologi informasi yang menawarkan manfaat besar yaitu bagaimana orang dapat berkomunikasi dan bertransaksi dengan mudah dan cepat, berkembangnya kejahatan digital atau ‘cyber crime’ yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sehingga tentunya pemolisian harus beradaptasi dan menanggapi lingkungan digital yang terus berubah ini untuk memastikan bahwa polisi dapat tanpa kenal lelah mengejar penjahat, melindungi yang rentan dan mengurangi kejahatan, di mana pun itu terjadi.
“Untuk itu kepada yang terhormat bapak Kapolri dan jajarannya saya mengharapkan kiranya mau dan mampu menerapkan Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence dimana masyarakat Indonesia sekarang mengharapkan polisi untuk selalu hadir dalam dunia online yang signifikan, dengan tingkat fungsionalitas yang sama dan kemudahan penggunaan untuk layanan lain yang mereka bisa dengan mudah dapat akses setiap hari. Semoga semuanya dapat segera terjadi dan terealisasi di abad digital ini,” ujar Yehu Wangsajaya.
Kiprah Yehu Wangsajaya masih akan terus berlanjut dan terus berkarya menciptakan berbagai hal dan inovasi. Sangat beruntung di setiap tempat dimana beliau menerima tugas jabatan selalu ada saja inovasi dan karya yang dihasilkannya.
Di Sulawesi Utara setelah menjabat Wakapolresta Manado Yehu Wangsajaya kemudian menjadi Kapolres Minahasa. Di Minahasa Yehu sangat dikenal, dan mengunjungi desa desa di wilayahnya hingga ke pelosok-pelosok.
(HenceKaramoy)