Manado – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nova Pangemanan menegaskan bahwa daging babi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) aman dimasak dan dikonsumsi masyarakat.
Pemprov Sulut bersama pemerintah kabupaten dan kota, menurut dia, bergerak serentak mengantisipasi penyebaran virus yang menyerang ternak babi.
“Mengantisipasi semua penyakit ternak babi, dilaksanakan monev juga pelaporan kegiatan setiap hari,” kata Nova Pangemanan kepada wartawan di Manado, Minggu (23/7/2023).
Ditambahkannya, pemerintah daerah harus saling menjaga terkait biosekuriti kandang, peralatan, ternak dan pekerja kandang, tidak boleh sembarangan orang masuk keluar area kandang, edukasi dan sosialisasi setiap hari.
”Pemprov juga menyiapkan desinfektan secara gratis, siapa saja boleh ambil, yang urgen memberikan imbauan kepada masyarakat dan peternak lokal supaya menjaga bersama melaksanakan biosekuriti,” tukas Pangemanan.
Lanjut Pangemanan, Gubernur Olly Dondokambey sudah mengeluarkan surat edaran bekerja sama dengan Polda Sulut terkait penjagaan di perbatasan.
“Jadi, kami sudah melaksanakan imbauan dan arahan sosialisasi, edukasi, pengambilan dan pengujian sampel sesuai aturan SOP,” tandas Pangemanan.
Kata Pangemanan, masih ada peternak lokal yang tidak mau ternak babi divaksin cholera, dikarenakan vaksin ASF belum tersedia, belum ada izin edar dan uji mutu dari Kementan.
”Masyarakat jangan takut makan daging babi karena penyakit yang disebabkan oleh virus termasuk PMK, ASF, dan lain lain, sifatnya tidak zoonosis (tidak menjangkit dari ternak babi ke manusia),“ tukas dia.
Bahkan, permintaan daging babi dan babi hidup tetap dilakukan, dari Papua Barat 1500 ekor babi bocil atau starter, Kalimantan Barat 1500 bocil starter, dan 55 ekor peng’gemukan.
“Ini pertanda babi dan daging babi dari Sulawesi Utara tetap diminati,” pungkas Nova Pangemanan.
Sementara, anggota DPRD Sulut Julius Jems Tuuk, memberikan apresiasi atas kesigapan pemerintah melalui dinas pertanian dan peternakan.
“Artinya, kesigapan harus konsisten dikarenakan peternakan babi termasuk industri besar di Sulut punya kontribusi ekonomi yang besar bagi masyarakat,” kata Jems Tuuk.
(***/Jrp)