Makasar, Manadonews.co.id – Pada Kejurnas Tinju Amatir Pra-Pon yang berlangsung di Makasar Sulawesi Selatan terjadi protes dan kekecewaan dari beberapa Pengurus Daerah termasuk DKI Jakarta dan Papua. Pasalnya Pengurus Pertina Pusat medatangkan warga Negara Asing di Kejurnas tersebut.
Richard Engkeng salah satu pengurus Pertina DKI Jakarta mengatakan Pertina Pusat Sudah ngawur dan ini sangat disesalkan dengan cara pengambilan keputusan aturan Pengurus Pusat Pertina membuat aturan yang merugikan atlet tinju DKI Jakarta.
“Pertina Pusat membuat aturan ketentuan putusan secara mendadak yaitu sebelumnya by klas dan sekarang ini by Name dan ini sangat merugikan tim DKI di kelas 56.kg. seharusnya tak bertanding tapi harus bertanding terpaksa petinju tersebut didatangkan dari jakarta ke Makassar,” jelas Engkeng yang dihubungi wartawan via handphone, Minggu (23/7/2023).
Hal Senada juga diungkapkan Alfred Koyoi Tim Papua yang menyentil Kinerja Pengurus Pusat Pertina.
“Kenapa jadinya seperti ini di PP Pertina terlebih khususnya di Bidang Wasit dan Hakim, kalau dibanding atlit tinju Singapore masih lebih berkualitas Petinju Indonesia.dan apakah tidak ada lagi orang di Indonesia yang mampu memberikan Pelatihan. Kalau dilihat di SK Penugasan si-Steven (Tamil) ini tidak ada tugasnya di Ring side Off, lagi-pula tugasnya kan mengurusi rekan – rekan untuk ujian praktek Hakim dan Wasit Nasional,” ujar Koyoi
Ia juga menyesal tetapi mengapa orang asing duduk di tempat Supervisor mencampuri, mengurusi rekan-rekan wasit dan hakim dari Indonesia yang notabene sudah punya pengalaman jam terbang rata-rata di atas 25 tahun bertugas di Republik Indonesia tercinta.
“Ini program PP Pertina yang tidak jelas,dan tidak mengiikuti Aturan ITO dan NTO. Kita tinggal menunggu masa Kepengurusan Pertina yangaakan selesai tahun 2024.PP Pertina baru pasti berjalan lebih baik dan sesuai dengan tujuan bersatu Indonesia NKRI harga mati,” tegas Alfred Koyoi.
(BenyaminAlfonso)