Manado – Kilas balik Jemaat GMIM Imanuel Wanea (JIW) diawali ketika memisahkan diri dari Jemaat GMIM Paulus Titiwungen 13 Agusutus 1953.
Tantangan eksistensi secara global di suasana penjajahan dan pergolakan permesta gereja ini boleh bangkit, menjadi refleksi bagi jemaat hingga hari ini boleh bersyukur.
Demikian awal khotbah Pdt. Dr. Hein Arina, MTh, Ketua Sinode GMIM, yang memimpin ibadah syukur hari ulang tahun (HUT) ke-70, sekaligus serah terima Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Imanuel Wanea, Pdt. Dr. Ventje Talumepa kepada Pdt. Priskila Tampemawa dan menerima Pdt. Natalia Pinaria, Minggu (13/7/2023).
Pembacaan Alkitab dalam Perjanjian Lama, Bilangan 10: 1-10, dengan judul ”Semboyan Nafiri” merupakan pembacaan warga GMIM dalam minggu berjalan.
Pendeta Arina menerangkan bagaimana jemaat menjadi kuat karena menerapkan 3 hal yakni STRONG PROCLAIMING, STRONG TEACHING CONTENT dan STRONG MINISTRY, yaitu memberitakan, mengumumkan dan menyampaikan tentang Tuhan Yesus yang mati dan bangkit kembali kepada jemaat secara konsisten dan healing ministry pelayanan penyembuhan penyakit fisik, sosial dan ekonomi secara alkitabiah dan teologia hingga usia 70 tahun.
”Puji syukur kepada Tuhan Yesus, banyak selamat kepada jemaat GMIM Imanuel Wanea yang boleh berusia ke-70,” jelas Pendeta Arina.
Ibadah syukur ini berlangsung penuh sukacita yang di awal ibadah jemaat dan para undangan disuguhi penampilan tim maengket WKI Imanuel Wanea.
Pemasangan lilin perayaan HUT dilakukan Ketua BPMJ Pdt. Ventje Talumepa, didampingi para pendeta dan panitia HHRG 2023.
Hadir beribadah perwakilan dari Gubernur Sulut dan Walikota Manado, serta para pendeta yang pernah melayani, Kapolsek, Pelsus GMIM Paulus Titiwungen dan Pelsus GMIM Imanuel Leilem.
Sambutan Gubernur Sulut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Henry Kaitjily, yang menekankan pentingnya ucapan syukur sebagai dasar dalam membangun kualitas hidup jemaat.
Di usia 70 tahun Gubernur berharap boleh menjadi momentum pemicu semangat untuk tetap eksis melayani dan mendukung pemberitaan firman Tuhan lebih luas lagi.
“Bertanggung jawab sepenuhnya dalam peningkatan iman jemaat dan merencanakan pelayanan ke depan yang lebih maksimal untuk masa depan gereja,” terang Kaitjily.
Selesai ibadah digelar jamuan kasih bersama, serta penampilan tarian khas nusa utara pato-pato di halaman gereja.
Pelaksanaan ibadah syukur berlangsung dengan baik, lalu lintas dan keamanan atas sumbangsih dari Panji Yosua Imanuel Wanea. (JanesKoilam)