Manado – Instalasi Promkes RSUP Kandou menggelar kesehatan tentang “Nyeri Pasca Stroke”, menghadirkan narasumber dr. Sekplin Sekeon, Sp.N(K), MPH, Selasa (19/9/2023).
Nyeri setelah stroke sering dilaporkan tetapi sering tidak ditangani secara sempurna, sehingga menghambat pemulihan yang optimal. Hal ini sebagian disebabkan oleh sifat esoteris dari nyeri pasca stroke dan terbatasnya pembahasan mengenai penatalaksanaan stroke saat ini.
dokter Sekplin Sekeon menjelaskan penderitaan spesifik utama yang mempengaruhi pasien stroke yang mengalami nyeri termasuk nyeri pasca stroke sentral (CPSP), sindrom nyeri regional kompleks (CRPS), dan nyeri yang berhubungan dengan spastisitas dan subluksasi bahu. Setiap gangguan memiliki kerumitannya sendiri yang memerlukan pendekatan khusus dalam pengobatan dan pemahaman.
“Tinjauan ini bertujuan untuk menyajikan dan memperjelas sindrom nyeri utama yang mempengaruhi pasien yang menderita stroke untuk membantu diagnosis dan pengobatan mereka,” ujarnya.
Ditambahkannya, nyeri setelah stroke adalah gejala umum yang kurang dipahami oleh banyak praktisi. Penyakit ini dapat dengan mudah diabaikan karena karakteristiknya yang bervariasi, masalah medis penyerta yang terjadi bersamaan, atau gangguan kognisi atau komunikasi.
“Meskipun rasa sakit dapat menimbulkan kecacatan tersendiri akibat penurunan fungsi, dampaknya terhadap pemulihan pasien pasca stroke dapat berdampak besar pada kualitas hidup pasien di masa depan dengan menghambat partisipasi dan pencapaian optimal selama rehabilitasi. Memang benar, seperti halnya dengan banyak sindrom nyeri kronis lainnya, nyeri pasca stroke (PSP) sering kali sulit disembuhkan atau tidak memberikan respons yang lengkap terhadap pengobatan dan perawatan lain sehingga sulit dikendalikan bagi banyak pasien,” pungkasnya.
(BenyaminAlfonso)