Manado – Motivasi Walikota Andrei Angouw mengajak masyarakat Kota Manado lebih kreatif dengan menyontohkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Talaud lebih rendah sehingga banyak di antara mereka mencari nafkah di Kota Manado disalah-artikan bahkan dipolitisir sejumlah pihak.
Terinformasi pidato Andrei Angouw tersebut berujung pelaporan ke Polda Sulut oleh beberapa Camat dan Kepala Desa dengan alasan pidato Walikota Manado membuat sakit hati warga Talaud.
Stenly Tamo, SH, Staf Khusus Walikota Manado, angkat bicara.
Dia menyatakan tak pernah ada niat sedikitpun dari Walikota Manado untuk menyakiti dan merendahkan warga Talaud.
“Rasanya itu tudingan yang salah. Pak Walikota itu sangat menghargai dan menghormati warga Talaud. Contohnya, kami sebagai orang Talaud yang tinggal di Manado dipercayakan sebagai staf khusus bersama pak Rimata Narande. Selain itu ada juga Pak Meky Taliwuna dipercayakan jadi Dirut PDAM, Pak Pontoh Wuisang jadi Kadispora, semua itu adalah asli orang Talaud dan ini tentunya penghargaan bagi warga Talaud,” tukas Stenly Tamo kepada wartawan di Manado, akhir pekan.
Bukan itu saja tambah Tamo, saking percayanya Walikota Andrei Angouw kepada warga Talaud ada banyak Ketua Lingkungan (Keling) di Kota Manado adalah orang Talaud yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah kota memimpin masyarakat di wilayah lingkungan, dan di banyak aras pemerintahan di tingkat kelurahan dan kecamatan.
“Pak Walikota itu sekali lagi tak pernah ada niat merendahkan siapapun, yang disampaikan itu adalah data dari BPS. Kamipun sebagai warga Talaud yang tinggal di Manado biasa saja mendengar penjelasan tersebut. Malah sebaliknya ini bisa jadi dasar dan acuan bagi pemerintah di bawah kepemimpinan Bupati Talaud untuk berbenah, bukan untuk mencari pembelaan dengan cara mempolitisir pernyataan tersebut,” tegas Tamo.
Soal laporan ke Polda, sarjana hukum lulusan Unsrat ini menegaskan, ada beberapa hal di mana kalimat “seolah-olah“ warga Talaud satu peser pun tidak mampu memberikan uang pada badut. Menurutnya, pernyataan “seolah-olah” adalah pernyataan yang skeptis (kurang percaya diri).
Kata dia, pelaporan yang sangat emosional tanpa menyimak dengan baik isi dan tujuan sambutan tersebut. Kalimat Kepulauan Talaud adalah gudang sumber daya manusia yang tidak dapat dilecehkan.
“Siapa yang melecehkan sumber daya manusia asal Talaud malahan dihargai oleh Walikota Manado Pak Andrei Angouw, buktinya saya dan teman teman asal Talaud seperti Pak Meky Taliwuna diangkat jadi Dirut salah satu perusahanan daerah, Pak Rimata salah satu Stafsus Pak Walikota Manado, semua diangkat karena punya kemampuan,” paparnya.
Sedangkan pernyataan bahwa telah menyumbang PDRB Kota Manado dilihat dari hilir mudik kapal ke Manado, ini juga jelas karena Kota Manado menjadi pusat bisnis yang bisa menghasikan uang, makanya banyak orang yang datang ke Manado untuk mencari pekerjaan dalam bidang apapun.
Semua warga negara Indonesia yang datang ke Manado diberikan kesempatan oleh Pemerintah Kota Manado untuk bekerja dan berkarya. Nah, timbul pertanyaan sekarang apa penyebabnya sehingga mereka mau datang mencari nafkah di Kota Manado?
“Tentu karena banyaknya peluang usaha dan bisnis sehingga income per kapita Kota Manado di atas kota/ kabupaten lain di Provinsi Sulut. Jadi, marilah kita menanggapi secara bijak sambutan Pak Walikota Manado. Jadikanlah Kota Manado sebagai sister city untuk kota/kabupaten lainnya. Salam SAN SIOTE SAN PATE PATE,” pungkas Stenly Tamo.
(***/Jrp)