Bolmong, Manadonews.co.id – MOLOBEN (Musyawarah Besar) masyarakat Hukum Adat Dumoga Raya yang diinisiasi oleh Lembaga Adat dan LSM, menyampaikan aspirasi Pancatura Jilid 2, setelahnya Jilid 1 pada tahun 2000 lalu telah berhasil diperjuangkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Kini Pancatura Jilid 2 disahkan dalam Musyarah Besar (Mubes), Selasa, 23 Januari 2023, menetapkan Ir. Julius Jems Tuuk secara aklamasi menjadi pimpinan tertinggi dalam memperjuangkan aspirasi Rakyat Dumoga Raya.
Diangkatnya Jems Tuuk sebagai Pimpinan Forum Komunikasi Peduli Masyarakat Dumoga Raya (FKPMD) pada Pancatura jilid 2 ini, dinilai oleh masyarakat mampu melakukan kerja nyata bagi rakyat Dumoga Raya.
Hal itu telah dibuktikan Jems Tuuk pada perjuangan Pancatura jilid 1 tahun 2000 yang lalu. Sehingga berdampak langsung pada peningkatkan kesejahteraan masyarakat Hukum Adat Dumoga Raya khususnya dan Masyarakat Bolaang Mongondow Raya pada umumnya.
Lima (5) Tuntutan Rakyat Dumoga Raya Jilid dua (2):
1. Pemekaran Kecamatan Dumoga Raya menjadi Kabupaten Dumoga Raya, menuju Propinsi Totabuan.
2. Bangun Waduk Irigasi Kosinggolan dan Irigasi Toraut.
3. Mordernisasi Pertanian.
4. Wilayah Pertambangan Rakyat 1000 ha.
5. a. Tutup PT. Bulawan Daya Lestari dan proses hukum pemilik BDL yang merusak lingkungan. (b). Usut tuntas pengusiran penambang rakyat di Perkebunan Masyarakat Hukum Adat Desa Toruakat.
Perjuangan yang diemban Jems Tuuk didukung langsung oleh delapan (8) lembaga yakni:
1. Lembaga Adat Dumoga Raya.
2. LSM FKPMD.
3. Asosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia.
4. LSM Badan Advokasi dan Investigasi Hak Asasi Manusia RI.
5. LSM Peduli Petani Peternak Nelayan dan UMKM (P3NU).
6. LSM Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP).
7. Masyrakat Petani Dumoga Raya (P3A, GP3A dan IP3A ).
8. Kasinggolan dan Toraut.
Pimpinan sidang Mubes, Tonny R Datu, Yopi Tiwa, Supardi Makalungsenge, Jimmy Tumiwa, Jerry CH Saroinsong, Serti Kaligis, Piet N. Kemur, Bobby Tuuk, Alfons Aleng, Audry Mantiri dan Suardi K. Baderan.
(***/Jrp)