Tombulu, Manadonews.co.id – Kursi yang keseharian sebagai tempat duduk bahkan bagian dari furniture di rumah, di setiap kontestasi politik justru diperebutkan banyak orang.
Hal tersebut dikatakan Pdt. Yudha Kawengian, S.Th, ketika memimpin ibadah Minggu (4/2/2024) pagi, di jemaat GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Pembacaan Alkitab, Amos 5: 7-13, dengan judul “Melawan perkosaan keadilan”.
“Artinya, kursi juga menjadi kehormatan sehingga banyak orang mengejarnya. Di kursi itu ada kuasa, bahkan bisa diterjemahkan sebagai tahta karena dari kursi kekuasaan dikeluarkan perintah,” jelas Pendeta Yudha.
Sehingga, lanjut Pendeta Yudha, banyak orang lupa berdiri ketika duduk di kursi kekuasaan.
Jika semangatnya seperti itu maka tidak heran sesuai pembacaan Alkitab Amos akan terjadi ketidakadilan dan penghianatan.
“Yang lemah diinjak, diintimidasi, bahkan rakyat dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan,” tandas Pendeta Yudha.
Amos adalah sosok yang sukses sebagai peternak, juga sebagai petani. Roh Allah berkuasa kepada Amos, membiarkan Allah bekerja memakainya.
“Allah memakai Amos menyampaikan kebenaran firman Tuhan, pesan keadilan, mengutuk yang melakukan ketidakadilan,” terang Pendeta Yudha.
Amos seperti singa yang mengaum, marah kepada para pelaku ketidakadilan.
“Berharap kepada para calon eksekutif dan legislatif yang terpilih nanti menjadi seperti Amos, sebagai pembawa damai sejahtera, memperjuangkan keadilan,” jelas Pendeta Yudha Kawengian.
Sebagai penutup, pesan keadilan dari pembacaan Amos, kalau sudah duduk di kursi kekuasaan jangan lupa berdiri.
Turut hadir beribadah, Pdt. Marthen Sendow, M.Th, Wakil Ketua BPMJ Pnt. Yoppy Warbung, Sekretaris Lenda Manorek, Bendahara Vonny Pondaag, Pelsus dan Jemaat Kolom 1 hingga 16.
(JerryPalohoon)