Manado – Wilhelmina J. Mien Warokka, guru perempuan pribumi pertama di Sekolah Nona (Meisjesschool) Tomohon.
Pahlawan Nasional RI Maria C.J. Walanda-Maramis, tokoh emansipasi perempuan di Indonesia Timur.
Wulankajes R.W.M. Ratulangie, perempuan Indonesia pertama meraih Akte Klein-Ambtenaars Examens (ujian calon pegawai rendahan), kakak sulung Dr. Sam Ratulangi.
Mereka adalah beberapa perempuan Minahasa membanggakan yang menjadi pionir di bidangnya masing-masing.
Menjadi pengingat karena setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day).
Bicara perempuan masa kini, tentu ada nama Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Ketua TP-PKK Provinsi Sulawesi Utara.
Istri tercinta dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey ini, adalah sosok merakyat dan rendah hati, dibicarakan banyak orang sebagai salah-satu calon penerus di suksesi Sulut, November 2024 mendatang.
“Artinya, ibu Rita layak menjadi penerus Olly Dondokambey memimpin Sulawesi Utara ke depan,” kata pengamat sosial politik, Nozanjo Lengkong, kepada wartawan di Manado, Jumat (8/3/2024).
Bukan tanpa alasan, menurut Nozanjo, Rita Tamuntuan memiliki kecakapan memimpin, termasuk dalam keluarga sebagai pendamping yang patuh kepada suami, serta menjadi ibu yang baik bagi anak-anak.
“Kepemimpinan pak Olly adalah buktinya, karena di belakang seorang pemimpin yang baik ada pendamping yang bijaksana yaitu ibu Rita sebagai istri dari pak Olly,” tukas Anyo, sapaan akrabnya.
Kepemimpinan di Sulut nanti jika dipercayakan masyarakat, lanjut Nozanjo, akan menjadikan Rita Tamuntuan sebagai gubernur perempuan pertama daerah nyiur melambai.
“Tentu jika diperkenankan Tuhan, ibu Rita akan melanjutkan citra perempuan Minahasa menjadi pemimpin yang membanggakan bagi masyarakat Sulawesi Utara,” tandas Nozanjo Lengkong.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, di banyak kesempatan mengatakan rekrutmen pencalonan sesuai mekanisme partai.
“Termasuk bakal calon di pilkada, PDIP punya mekanisme yang harus dipatuhi,” kata Olly Dondokambey, beberapa waktu lalu.
Berikut beberapa perempuan Minahasa membanggakan yang menjadi pionir di bidangnya masing-masing:
Wulan Ratulangie: perempuan Indonesia pertama yang dapat ijazah Hulpacte (akte guru), kakak ke-2 Dr. Sam Ratulangi, Pucuk Pimpinan organisasi PIKAT.
Albertine J.H. Kandou: perempuan Indonesia pertama yang dapat Akte-examens Lagere Onderwijzer (ijazah ujian guru sekolah dasar), pemakalah Kongres Perempuan Indonesia pertama (asal usul Hari Ibu 22 Desember 1928).
dr. Marie E. Thomas: dokter perempuan pertama Indonesia.
dr. Anna A. Warouw: dokter perempuan kedua Indonesia.
Dra. A.M. Tine Waworuntu: walikota perempuan pertama Indonesia.
Prof. Mr. Annie Abas-Manoppo: sarjana hukum perempuan pertama Indonesia, guru besar perempuan pertama Indonesia, Rektor Universitas Sumatera Utara.
Stientje Adam: pembicara Kongres Pemuda Indonesia I tahun 1926 (makalah ttg perempuan Minahasa).
Johanna Masdani-Tumbuan: pembaca teks Potoesan Kongres (Sumpah Pemuda) pada Kongres Pemuda Indonesia II bulan Oktober 1928.
W.B. Nona Watuseke-Politton: pendiri Universitas Pinaesaan (cikal bakal Unsrat dan Unima).
Brigjen. Pol. Jeanne Mandagi: jenderal perempuan pertama Indonesia.
Prof. Dr. Emilia A. Zus Ratulangi: disebut2 sebagai anggota parlemen perempuan pertama & termuda (KNIP/DPR-RI), anak Dr. Sam Ratulangi, masih hidup hingga kini.
(JerryPalohoon)