Manadonews.co.id — Petani cengkih di sejumlah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara kini memasuki musim panen cengkih.
Menyambut musim panen tersebut, alih-alih petani senang.
Petani kini dihadapkan dengan harga cengkih yang perlahan mulai anjlok.
Harga cengkih sendiri saat ini terpantau ada di angka Rp 90 ribu per kilogram, Padahal sebelumnya, menyentuh angka hingga mencapai diatas Rp 100 ribu per kilogramnya.
Welly satu dari sekian banyak petani cengkih asal Sonder, mengatakan bahwa harga cengkih makin hari kian merosot.
“Masyarakat sangat berharap kepada pemerintah agar segera mencari solusi cepat terkait permasalahan merosotnya harga cengkih. masyarakat yang kesehariannya bekerja sebagai petani cengkih sangat bergantung dari hasil panen,” pinta Welly Rabu (17/7/2024).
Menyikapi keluhan para petani cengkih tersebut, anggota DPRD Provinsi Sulut Braien Waworuntu bersikap dan berdiri bersama petani mendesak pemerintah untuk segera memberikan perhatian serius terhadap anjloknya harga cengkih di musim panen yang seharusnya disambut gembira oleh para petani cengkih itu.
Braien bahkan mengatakan bahwa hal tersebut sudah sangat emergency, sebab rakyat sudah teriak sehingga, pemerintah harus segera berpijak mencari solusi.
“Kesejahteraan rakyat yang paling utama. Pemerintah harus secepatnya mencari cara mengembalikan harga cengkih agar kembali normal,” tegas Braien yang juga menjabat sebagai Pimpinan Komisi I DPRD Sulut.
Lanjut Braien, krisis harga cengkih yang dialami para petani Sulut itu telah menjadi tantangan besar, terlebih di kabupaten Minahasa.
“Petani Cengkih sangat berharap ada langkah cepat dari Pemerintah Provinsi Sulut untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani,” terang Braien.
“Cengkih adalah penopang ekonomi di Sulawesi Utara maupun masyarakat di dalamnya. Pemprov wajib menjawab hal ini,” sambung Braien. (***)