Bitung, Manadonews.co.id – Calon Gubernur Sulut, Steven Kandouw, mengungkapkan keunikan Indonesia sebagai negara yang beragam tetapi tetap bersatu dalam satu tujuan.
Hal ini dikatakan Steven Kandouw ketika menghadiri apel akbar Ormas masyarakat etnis Nusa Utara di Lapangan Kantor Walikota Bitung, Sabtu (16/11/2024).
“Indonesia adalah negara kesatuan. Cara memandangnya adalah dengan prinsip boleh, kita semua boleh memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Ada orang Jawa, Sunda, Bugis, Minahasa, Sangihe, Siau, dan Talaud,” terang Steven Kandouw.
Namun, lanjut Kandouw, tidak boleh mengkotak-kotakkan tempat tinggalnya. Semua suku bangsa di republik ini boleh tinggal di mana saja, di tanah air tercinta.
“Termasuk di Kota Bitung, siapa saja bisa tinggal di sini, karena kita adalah negara kesatuan Republik Indonesia,” jelas Kandouw dalam apel akbar yang dihadiri ribuan warga mengambil tema ‘Mesombang Gighile Mehengken Banua’.
Kandouw menambahkan, keberagaman budaya dan etnis di Sulawesi Utara adalah kekuatan besar yang harus terus dipelihara. Bitung sebagai salah satu kota strategis di Sulut adalah bukti nyata bahwa harmoni dalam keberagaman dapat menciptakan perkembangan yang pesat.
“Kota Bitung menjadi contoh bagaimana keberagaman bisa menjadi motor penggerak pembangunan. Di sini, semua etnis hidup berdampingan dan bekerja sama untuk kemajuan. Ini adalah wujud nyata semangat kebangsaan kita,” tukas Steven Kandouw.
Secara khusus, Steven Kandouw mengapresiasi tema apel akbar ‘Mesombang Gighile Mehengken Banua’ sangat relevan dengan semangat zaman.
“Tema Mesombang Gighile Mehengken Banua sangat inspiratif. Ini mencerminkan tekad masyarakat Nusa Utara untuk tidak hanya menjaga budaya, tapi juga aktif mengangkat derajat hidup melalui kerja keras, kebersamaan dan persatuan,” tukas Steven Kandouw. (Jerry)