Manadonews.co.id – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. RD. Kandou Manado akan berusia 30 tahun pada 2025 ini.
Berbagai kegiatan internal maupun eksternal dilaksanakan manajemen RSUP Kandou salah satunya adalah program kemanusiaan operasi celah bibir dan lelangit gratis.
Mengawali program sebagai wujud perhatian dan kepedulian ini, manajemen RSUP Kandou melakukan edukasi melalui dialog di Radio Republik Indonesia (RRI) Manado, Senin (27/1/2025).
Dialog menampilkan dua narasumber, yaitu drg. Viktor Tengel Pamolango, MMRS, Sp.BM, (K) selaku Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) dan drg. Elisa Mavilinda.
Mereka menyampaikan informasi lengkap tentang kelainan bibir sumbing dan celah langit-langit, termasuk penyebab, gejala, dan penanganan.
Juga dijelaskan tentang program operasi gratis yang akan diselenggarakan RSUP Kandou yang akan dimulai 30 Januari 2025.
drg Victor menjelaskan bahwa bibir sumbing dan celah langit-langit adalah kelainan bawaan yang terjadi sejak bayi lahir.
“Kondisi ini dapat muncul karena berbagai faktor, baik itu keturunan maupun faktor lingkungan selama kehamilan,” kata drg Victor.
Menurut drg Victor, salah satu hal yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah bahwa kelainan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk.
“Celah bibir bisa berdiri sendiri, artinya hanya melibatkan bagian bibir tanpa melibatkan langit-langit. Namun, dalam banyak kasus, celah bibir sering disertai dengan celah langit-langit,” tambahnya.
Lebih lanjut, drg Victor mengungkapkan bahwa kejadian celah bibir dan langit-langit cukup tinggi dengan sekitar 1 dari 700 kelahiran bayi mengalami kelainan ini.
“Meskipun cukup sering ditemui, penting untuk diketahui bahwa kondisi ini bisa ditangani dengan prosedur medis yang tepat, seperti operasi dan perawatan lanjutan,” jelasnya.
drg Victor juga menggarisbawahi bahwa celah bibir bisa terbagi menjadi dua jenis, yaitu komplit dan inkomplit.
“Celah bibir komplit berarti celah tersebut melibatkan seluruh bagian bibir, sementara celah bibir inkomplit hanya melibatkan sebagian kecil dari bibir,” tukasnya.
Ia menambahkan bahwa tipe ini sangat menentukan jenis perawatan yang akan dilakukan dan waktu terbaik untuk melakukan tindakan medis.
drg Victor juga menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan tepat sejak bayi lahir dan dengan pendekatan yang muktidisiplin dan terkoordinasi, pasien yang mengalami kelainan ini dapat memperoleh kualitas hidup yang baik, serta mengurangi risiko gangguan lainnya di masa depan.
Sementara dr Elisa Mavilinda menjelaskan pentingnya kesiapan sebelum kehamilan tidak bisa diremehkan. Pemeriksaan tingkat kesehatan pasangan yang akan memiliki anak sangat krusial.
Menurut drg Elisa, dengan melakukan pemeriksaan, dapat mengetahui potensi masalah kesehatan yang mungkin memengaruhi kehamilan.
Dia menjelaskan bahwa bibir sumbing dan celah langit-langit adalah kelainan yang dapat terjadi sejak lahir dan memiliki berbagai penyebab.
“Penyebabnya bersifat multifaktorial. Ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, gaya hidup, serta faktor keturunan,” tambahnya.
drg Elisa menekankan bahwa salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah riwayat kesehatan keluarga.
Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kelainan ini, risiko terjadinya kelainan serupa dapat meningkat pada generasi berikutnya,” ungkapnya.
drg Elisa berharap agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan sebelum memasuki masa kehamilan.
“Memastikan kesehatan optimal sebelum kehamilan tidak hanya bermanfaat untuk calon ibu, tetapi juga untuk calon bayi. Ini langkah penting untuk mengurangi risiko kelainan lahir seperti bibir sumbing dan celah langit-langit,” pungkasnya. (***/Jerry)