Berita TerbaruBerita UtamaManadoTNI

Cara Mendeteksi Gangguan Pendengaran Kongenital pada Balita

×

Cara Mendeteksi Gangguan Pendengaran Kongenital pada Balita

Sebarkan artikel ini

Manado – Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. RD Kandou Manado, yang dipimpin dr. Sekplin Sekeon, Sp.S, MPH, melakukan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) kepada masyarakat di RSUP Kandou.

Pasien, keluarga pasien dan pengunjung, mendapatkan edukasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya, guna menggugah kesadaran, berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.

MANTOS MANTOS

Kegiatan edukasi kesehatan “Gangguan Pendengaran Kongenital” yang digelar oleh Instalasi Promkes bekerja sama dengan KSM Bagian THT-KL, Jumat, 18 Maret 2022, di ruang tunggu pasien Poliklinik Bedah, dalam rangka Hari Pendengaran se Dunia, yang diperingati setiap 3 Maret.

dr. Agustien Yuliet Tamus, Sp.THT-KL bersama Tim KSM/Bagian THT-KL yang jadi pemateri menjelaskan, bahwa gangguan pendengaran kongenital adalah gangguan pendengaran yang terjadi sebelum persalinan atau saat persalinan yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau non-genetik.

Baca Juga:  Cabup Sangihe Rinny Tamuntuan Didampingi Fransiskus Andi Silangen Mencoblos di TPS 03 Bungalawang Tahuna

“Secara klinis gangguan tersebut dapat berupa gangguan pada daun telinga, liang telinga atau adanya kelainan pada telinga tengah,” jelas dokter Yuliet.

Dokter Yuliet menambahkan, hal ini bisa terjadi karena faktor nutrisi, infeksi atau karena obat-obatan tertentu.

Gangguan pendengaran kongenital ini dapat dideteksi oleh orang tua dengan memperhatikan gejala dan tanda tertentu.

Misalnya pada usia 12 bulan, bayi belum dapat mengoceh atau meniru bunyi. Pada usia 18 bulan, belum dapat menyebutkan satu kata yang mempunyai arti. Pada usia 24 bulan, perbendaharaan kata belum mencapai 10 kata, atau pada usia 30 bulan belum dapat merangkai dua kata.

“Gangguan pendengaran kongenital ini dapat dideteksi secara sederhana tapi juga dapat dilakukan dengan alat canggih di RSUP Kandou yakni Ottoacustic Emission (OAE) dan Automatic Audiometry Brainstem Response (AABR),” terang dokter Yuliet.

Baca Juga:  Steffen Linu Sebut Bawaslu dan KPU Punya Substansi yang Sama Pastikan Hak Konstitusional Masyarakat

Di kegiatan tersebut, Kepala Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Kandou, dr. Sekplin Sekeon, Sp.S, MPH, mengapresiasi ilmu yang dibagikan dan berharap pasien, keluarga atau pengunjung RSUP Kandou mendapatkan manfaat, terutama dalam mendeteksi gangguan pendengaran kongenital pada anak.

“Materi yang disampaikan menarik perhatian dari pasien, keluarga, dan pengunjung sehingga waktu tanya jawab langsung dimanfaatkan dengan berkonsultasi dengan dokter. Semua pertanyaan langsung dijawab,” ujar dokter Sekplin.

dr. Sekplin Sekeon mewakili manajemen menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan edukasi tersebut.

“Tetap memperhatikan protokol kesehatan dan terus berprilaku hidup bersih dan sehat, agar terhindar dari virus dan kuman,” pungkas dokter Sekplin.

(BenyaminAlfonso)

 

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS
Example 120x600
Berita Terbaru

MANADO,MANADONEWS.CO.ID– Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad), para personel Kowad yang bertugas di satuan jajaran Kodam XIII/Merdeka, Kamis (12/12/2024) melaksanakan ziarah rombongan ke Taman Makam Pahlawan…