Manadonews.co.id – Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir curah hujan cukup tinggi yang berdampak banjir merusak tanaman di sejumlah wilayah di Sulut yang nanti akan berdampak terhadap penurunan bahkan kegagalan produksi pangan.
Hal tersebut dikatakan Steven Kandouw saat panen dan tanam padi bersama kelompok tani (Poktan) dalam program berkelanjutan “Mandiri Benih Tanaman Pangan” (MANDIRI) tahun 2024, di Desa Wasian, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa, Rabu (31/7/2024).
“Saat ini kita bersyukur tanaman padi di salah satu sentra produksi di Sulut dapat kita panen bahkan akan lanjut dengan penanaman. Ini memberi harapan bahwa sasaran produksi padi tahun 2024 dapat dicapai,” jelas Steven Kandouw.
Ia menambahkan, walaupun bantuan pemerintah khusus untuk komoditi padi tidak banyak yang diberikan oleh pemerintah pusat lewat Kementan dan pemerintah daerah guna meningkatkan produksi padi di Sulut, namun bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai dengan peruntukan.
“Tetap menjalin kerjasama yang kuat dan bersinergi dengan instansi terkait dalam sebuah sistem agribisnis terpadu yang utuh sehingga tujuan dan sasaran yang dikehendaki dapat terwujud serta terus menggiatkan penangkaran-penangkaran padi agar supaya kebutuhan benih padi di Sulut terpenuhi,” ungkap Kandouw.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Nova Wihelmina Pangemanan, mengatakan bahwa Gerakan Panen Padi dan Tanam ini merupakan salah satu program dari Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK). Adapun benih yang dipanen adalah hasil program ‘MANTAP’ yakni (Mandiri Benih Tanaman Pangan) tahun 2023.
“Pada hari ini akan dipanen seluas 25 ha dengan varietas nutrizinc label ungu yang akan dipakai untuk program padi kaya gizi (biofortifkasi) dan varietas lokal lainnya,” kata Nova Pangemanan dalam laporannya.
Dijelaskannya, untuk pencanangan tanam di luasan 150 ha varietas MANTAP yang adalah varietas hasil dari display varietas serta varietas lokal lainnya.
Selanjutnya, Pangemanan membeberkan terkait peningkatan produksi padi 5 tahun terakhir rata-rata 4,8% per tahun. Sasaran produksi padi tahun 2024 sebesar 656.663 ton atau setara 420.396 ton beras dengan jumlah penduduk 2.6 juta orang dengan konsumsi per kapita per tahun 114 kg maka kebutuhan tahun 2024 sebesar 303.287 Ton.
Maka Sulut surplus 117.108 ton. Strategi
dan langkah operasional yang dilakukan untuk mendukung tercapainya produksi adalah dengan meningkatkan produktivitas, perluasan areal tanam, antisipasi anomali iklim, penanganan pasca panen untuk menekan kehilangan hasil.
“Selain itu menggiatkan penangkar-penangkar benih padi, kesempatan ini dilaporkan bahwa sudah ada 4 penangkar di Kabupaten Minsel dan Kota Tomohon total penangkaran padi 23 Ha dari 200 Ha alokasi Sulawesi Utara,” tuturnya.
Turut hadir PJ Bupati Minahasa, Jemmy Kumendong, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, para kelompak tani, petugas teknis lapangan dan tamu undangan lainnya.
(***/JerryPalohoon)