JAKARTA, MANADONEWS – Gagasan Presiden Joko Widodo, menjadikan Indonesia Poros Maritim Dunia terus difollow up top eksekutif tanah air.
Bertempat di kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Jumat (17/6), giliran Gubernur Sulut Olly Dondokambey diundang sebagai Narasumber dalam pertemuan dengan Tim Kajian Ketua Watimpres Prof. Dr. Sri Adiningsih.
Gubernur Olly diundang dalam kapasitas sebagai kepala daerah di wilayah yang memiliki pulau – pulau dan luas laut.
Sebagai review, gagasan maritim dunia dilontarkan Presiden Joko Widodo, termasuk saat berlangsungya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur, di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis (13/11/2015) silam.
“Saya memilih forum ini untuk menyampaikan gagasan saya tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia, dan harapan saya tentang peran KTT Asia Timur kedepan,” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maririm dunia, Presiden Jokowi memaparkan lima pilar utama yang akan menjadikan Indonesia mewujudkan cita-citanya sebagai poros maritim dunia.
Kelima pilar itu yakni pertama, pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
“Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera,” katanya.
Pilar kedua adalah komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. “Kekayaan maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan rakyat kami”.
Pilar ketiga adalah komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan adalah pilar keempat agenda pembangunan itu.
“Bersama-sama kita harus menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran laut,” ujarnya.
Terakhir adalah sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia berkewajiban membangun kekuatan pertahanan maritim.
“Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim kami, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim,” katanya.
Cita-cita dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera. “Sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa,” kata Presiden Jokowi dengan tegas.
Fian